( sumber : pixabay.com )
Otak sebagai salah satu organ vital mempunyai peranan yang tinggi didalam proses perkembangan pertumbuhan bayi, nah, apa saja sih perkembangan otak di awal-awal tahun, ketika bayi berumur 6 bulan, 8 bulan, atau hingga puluhan tahun? 

Yuk, mari kita baca tulisan berikut ini.
Sebagai orang tua yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja yang padat membuat waktu kita sangat terbatas untuk buah hati kita. Padahal kita ingin bisa terus menerus dekat dengan si buah hati. tapi kira-kira bisa nggak ya waktu kita yang terbatas itu menjadi berkualitas ? dan, mungkin nggak ya kita bisa menjadi orantua yang efektif ?

Menurut psikolog selama kita bisa memanfaatkan waktu, orang tua yang sibuk pasti tetap bisa mendidik dan membesarkan anaknya dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik, jiwa dan psikologis yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya banyak waktunya habis di tempat kerja. Karena tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama anaknya, tetapi lebih kepada kualitasnya. 

Ibu yang setiap hari di rumah, tapi tidak terlalu care pada tumbuh kembang anaknya, misalnya ibu asyik menonton televisi sendiri, sementara anaknya dibiarkan bermain sendiri tanpa bimbingan darinya. Tidak akan sebanding dengan ibu yang bekerja namun memanfaatkan waktunya yang terbatas secara maksimal untuk mengikuti dan membimbing tumbuh kembang anaknya. Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? 


berikut tipsnya....

1. Dekati anak, pahami karakternya

Orangtua yang baik tentu saja berusaha memahami karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum merasa siap. Misalnya memaksa anak yang pemalu untuk maju ke panggung, sementara dia belum siap. 

Orang tua dan guru di Sekolah hanya bisa menyiapkan mentalnya, namun yang bertarung mempersiapkan mental itu adalah anak itu sendiri. Daripada ‘berkelahi’ dengan anak di belakang panggung. Lebih baik beri dia waktu untuk mengelola perasaan. Di kesempatan lain, dia mungkin jadi lebih berani. Jika dipaksa, anak bisa terbebani dan stress. Waktu serta tenaga yang anda berikan pun terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu harus dekat dengan mereka. Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat curhat juga perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan perhatian. Tunjukan bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika karakter anak anda tertutup jangan paksa dia untuk segera to the point menceritakan masalahnya. Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dari situ anda bisa masuk ke pokok masalnya. Meski sibuk, jadilah pendengar yang aktif. Jangan pura-pura mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia atau minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.

2. POSITIVE PARENTING

Terapkan positive parenting yaitu menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untuk menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. 

Dengan cara ini, anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.

3. LIBATKAN DAN AJAK DISKUSI

Ingin punya anak yang pemberani dan punya sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian masalah secara demokratis. Mulailah melibatkan mereka ke dalam tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan menyesuaikan dengan usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.

4. MANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN

Jika anda adalah orangtua yang bekerja, maka pandai mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia menonton televisi. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan yang unik dan mungkin bikin dia geli. Missal, ” Nak, kenapa ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit ya ?”

5. SEDIAKAN WAKTU KHUSUS

Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan setiap hari ada waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik jika waktu libur dimanfaatkan untuk bersama keluarga.

6. TEGAKKAN DISIPLIN

Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. 

Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sanski. Tak perlu sambil marah-marah, malah bagus jika anda dan anak melakukannya sambil tertawa. Berikan sanksi yang bersifat mendidik, misalnya menyuruhnya untuk mengerjakan tugas rumah dan perlu diingat. Jangan berikan sanksi di beberapa kelalaian pertamanya. Berikan jika anak berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama.

7. MEMBERI CONTOH YANG BAIK

Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan. Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa. Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya. Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.

8. UNGKAPKAN KASIH SAYANG

Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu tak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar kepada anak. Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak memiliki kedekatan emosi yang dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama. Ungkapan kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap kesempatan.

9. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Belajar mengkomunikasikan dengan jelas dan lembut ketika anda memberikan perintah kepada anak. Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya. Stop memberikan ceramah, memarahi atau mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi dengan teriak-teriak. Sebaliknya seringlah mengajak mereka berdiskusi. Jangan sekali-kali berbicara dengan keras dan kasar terhadap anak. Kalau anda tak ingin mereka meniru.

10. SAAT MARAH, ANAK JANGAN DIJADIKAN PELAMPIASAN

Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa kerumah. Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan. Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya. Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti biasa. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir dan introspeksi diri. Ambil napas panjang dan coba berpikir untuk mencari solusi terbaik bagi masalah anda. Satu hal yang penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu untuk dirinya sendiri.



Sumber : pakarbayi.com
( sumber : pixabay.com )
AGAR bayi dapat meraih masa-masa tumbuh kembangnya secara optimal, orangtua dan pengasuh bayi perlu memberikan rangsangan atau stimulasi khusus. Lakukan rangsangan-rangsangan berikut agar keterampilan dan kecerdasannya bisa optimal.

Banyak riset tentang perkembangan bayi sudah dilakukan. Semua ditujukan untuk memersiapkan bayi agar memiliki banyak bekal dan menjadi lebih terampil serta cerdas. Hasilnya, ia pun dapat menghadapi tuntutan hidup dengan tangguh di masa depannya.

Memberikan rangsangan atau stimulasi khusus pada bayi menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Anda dapat memberikannya sesuai dengan tahap usia yang dilewatinya.

"Sesuai dengan tahapan perkembangannya, bayi terus menerus perlu diberikan berbagai bentuk stimulasi. Semakin banyak dan komprehensif stimulasi yang diterima anak, semakin laju dan optimal perkembangannya. Sebaliknya, akan lemah, dan terbatas saja perkembangan bayi, bila stimulasinya minimal," tutur Dr. Handrawan Nadesul dalam bukunya “Membesarkan Bayi Menjadi Anak Pintar”.

Berikut ini adalah jenis-jenis stimulasi untuk membantu bayi di masa pertumbuhannya :

- Stimulasi fisik berupa pijatan khusus. Tujuannya untuk merangsang  syaraf motorik, memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak, dan menyehatkan otot-otot bayi. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur  dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik.

- Stimulasi gerakan dengan latihan motorik anggota gerak (kinetik), menirukan gerakan.

- Stimulasi suara dan bunyi, mengajak berbicara, mendengar dongeng, menirukan bunyi, mendengar musik, melihat dan membedakan warna,

- Stimulasi bertanya, mendengar musik, keterampilan memegang barang, memainkan mainan, menangkap dan melempar bola, berlari dan mengejar, serta melaksanakan perintah.

"Bagi orang tua bekerja, siapapun yang mendapat mandat menjadi pengasuhnya, perlu membekali pengasuh dengan kemampuan memberikan stimulasi pada perkembangan anak dari jam ke jam. Pengasuh yang tidak aktif atau kurang banyak berbicara akan menciptakan anak yang lamban berbicara. Pengasuh yang kurang perhatian pada anak, akan menciptakan anak yang melempem perkembangannya. Peran pengasuh sangat besar, selain menentukan perkembangan anak," tandas Handrawan.

Sumber : okezone.com